Bagi para pecinta sastra dan orang yang suka membaca novel. Novel “Laskar Pelangi” pasti sudah tidak heran lagi di benak anda sekalian. Novel hasil buah pikir dari seorang anak miskin kelahiran Belitong yang mendapat beasiswa sampai ke Perancis ini memang dapat menggugah hati setiap orang yang membacanya. Pasalnya, novel ini sengaja ia tulis untuk dipersembahan kepada guru tercintanya yang bernama Ibu Muslimah dan Pak Harfan dan seluruh anggota laskar pelangi. Memang bagi orang yang tidak suka membaca, novel laskar pelangi ini menjadi sangat membosankan terlebih pada saat melihat jumlah halamannya yang mencapai 534 halaman. Tetapi pada saat anda sudah mulai membaca novel “Best seller” ini maka anda seolah-olah berada pada latar yang di ceritakan. Novel ini menceritakan tentang sepuluh orang anak miskin di Belitong yang bersekolah di sekolah yang hampir rubuh yang bernama SD Muhammadiyah. Novel ini sangat memberi inspirasi bagi para pembacanya terutama bagi para remaja yang sedang tumbuh dewasa. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel ini sangat banyak mulai dari nilai tentang pendidikan sampai nilai tentang percintaan. Selain itu novel ini juga sangat bisa memotivasi pembacanya. Contohnya di dalam sekolah yang selalu dipandang sebelah mata ini memiliki dua orang murid yang pandai sesuai bidangnya, misalnya Lintang yang sangat menonjol pada otak sebelah kirinya (Akademis) sedang ada juga Mahar yang sangat menonjolkan kehebatan otak sebelah kanannya (Kreatifitas).

Memang sangat banyak nilai yang terkandung dalam novel ini, tapi saya akan ambil beberapa saja. Pertama adalah nilai persahabatan. Tingkat persahabatan yang terhubung dalam setiap anggotanya sangatlah erat. Hampir setiap hari mereka semua bermain bersama, belajar, berbagi kisah bersama, dan menghabiskan masa kecilnya bersama. Kedua adalah nilai pendidikan. Pada masa itu kehadiran SD Muhammadiyah sangat dipandang sebelah mata bahkan hampir di anggap tidak ada, namun setelah kehadiran kedua anak genius ini. Sekolah miskin yang tadinya di remehkan, sekarang menjadi sekolah yang sangat diperhitungkan. Bagaimana tidak tidak, Lintang yang pada saat mengikuti lomba cerdas cermat masih menginjak kelas 1 SMP dapat menguasai pelajaran yang baru di perkenalkan pada kelas 3 SMA dan Mahar yang dapat menciptakan ide gila-nya yang belum pernah dilakukan oleh sekolah-sekolah lain bahkan tidak pernah terpikir.

Selain Laskar Pelangi sendiri, Andrea juga menulis beberapa novel yang juga menjadi best seller. Diantaranya “Sang Pemimpi”, “Edensor”, dan “Maryamah Karpov”. Rasa ada yang kurang bila novel yang sangat laris manis tidak di jadikan film layar lebar. Anda mau menontonnya? Tunggu beberapa hari lagi, tepatnya pada tanggal 25 September 2008 film ini akan diputar perdana di bioskop-bioskop kesayangan anda. Bila tidak ada arah melintangnya rencananya aku dan teman-teman yang lain akan menonton film bagus ini di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Barat. Jadi kalau kalian ada yang melihat saya jangan segan untuk menyapa saya dan berikan kritik dan saran atas blog sederhana ini ya… Selamat membaca dan menonton…….