Yap, setelah lama vacumm dari dunia tulis menulis. Saat ini saya coba kembali lagi dengan tulisan saya yang sederhana dan apa adanya. Memang artikel ini berisi pengalaman pribadi saya. Semoga menginspirasi teman teman pembaca
Toyota Corolla Twincam Liftback kelahiran 1989 ini adalah MOTUBA (Mobil Tua Bangka) atau mobil klasik pertama yang pernah saya miliki. Saya mendapatkan mobil ini dari hopeng (teman akrab) saya. Papanya dari hopeng saya itulah pemilik pertama mobil ini sejak masih baru. Ga kebayang ya dengan sabarnya dia merawat mobil ini dari 1989 hingga sekitar 2016 akhirnya di alihkan ke saya. Alasannya karena si om tersebut sudah cukup tua dan anak – anaknya kebetulan kurang hobby dengan mobil. Karena hubungan saya dengan salah satu anaknya cukup baik, makanya di alihkan lah mobil tersebut kesaya dengan sejumlah mahar yang kita sepakati bersama.
Kondisi pertama
Kondisi pertama saat saya dapati adalah dalam keandaan mati karena sudah lama tidak di panasi dan aki sudah tidak berfungsi. Setelah berhasil kami hidupkan masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus di benahi seperti AC yang tidak berfungsi, bocor oli di beberapa bagian karena seal yang sudah aus, juga kaki kaki yang seluruhnya berbunyi. Kenapa tetap mau saya ambil? Good Question, karena mobil ini masih dalam keadaan full standard dan original. Seperti kacafilm yang masih asli dari tahun 1989 dan sarung jok juga, akhirnya kacafilm kami ganti baru dan sarung jok kami lepas. Hingga headunitnya saja masih asli walau dalam keadaan mati saat itu, akhirnya saya perbaiki dan tidak mudah mencari tmpt reparasi headunit yang mau mengerjakan headunit tua ini. Ternyata jok aslinya pun masih utuh berikut karpet dasarnya. Walaupun untuk bagian body sudah pernah mengalami pengecatan.
Tema saya terhadap mobil ini adalah, saya ingin mengembalikan kondisi mobil ini persis seperti saat mobil ini baru keluar dari dealer. Full standard dan kinclong. Dibilang susah ya tidak karena memang mobil ini masih dalam keadaan standard semua. Di bilang gampang juga tidak, karena saya kesulitan mencari beberapa partsnya. Seiring berjalannya waktu pelan pelan saya perbaiki ada rasa jengkel karena disaat saya perbaikin satu komponen ini saya pikir sudah selesai, ternyata penyakitnya pindah ke bagian lain seperti hal nya bocor2 oli, kaki kaki, dan AC.
Siap pesta
Butuh waktu bagi saya untuk membuat mobil ini benar benar siap pesta, maklum saya tidak full time mengerjakannya karena sambil bekerja. Mungkin sekitar 3 bulan waktu yang saya butuhkan. Saat mobil ini siap pesta lah yang membuat saya bangga saat mengendarainya. Apalagi karena interior yang masih full original dan kacafilm yang bening membuat mobil saya ini menjadi daya tarik tersendiri kepada mereka yang berpapasan di jalan, tentu mereka itu orang2 pecinta mobil juga. 😀 hingga ada satu orang yang sengaja berhenti untuk menanyakan apakah mobil ini dijual atau tidak.
Pernah suatu ketika saya sedang di kejar waktu, membuat saya harus ngebut di jalan tol. Hingga saya tersadar kecepatan mobil saat itu sudah menyentuh 170km/h (namun yang tertangkap kamera hanya di angka 160 km/h). Antara senang dan takut sih, setelah sadar sudah sampai 170 km/h akhirnya saya mengurangi kecepatan mobil itu.
Ditentang orang tua
Yup, setelah mobil ini selesai di benar benar siap di pakai. Orang tua saya khususnya mama sangat tidak suka dengan mobil ini, dia menilai bahwa mobil ini terlalu tua untuk saya kendarai, interior yang bau (padahal bau seperti asli toyota jaman dulu sih 😀 ), hingga argumen dia yang mengatakan gimana saya mau mendapat pasangan kalau saya pakai mobil yang usianya hampir 30tahun (Lebih tua dari saya 😀 ) Kalau bokap sih asik asik aja dia, malah seneng melihat hasilnya. Hingga akhirnya saya putuskan untuk saya jual karena pertimbangan lainnya adalah mobil ini manual, emang sih kalau motuba begini lebih asik manual karena ga rewel seperti matic. Tapi karena kondisi di jakarta yang macet walau sesekali saya pakai tetap berasa pegelnya. 😀
Jatuh ketangan yang tepat
Sebagai penutup, singkat cerita mobil ini sudah saya jual ke orang yang tepat menurut saya. Sebab beliau ternyata memang ingin memelihara motuba sebagai mainan baru nya dan hingga kini kita masih berhubungan dengan baik. Beberapa perubahan yang dia lakukan pun sering kali dia tunjukan ke saya lewat WA. Mobil itu saat ini berada di daerah Jawa Tengah.
Sebuah pengalamanan yang seru bagi mereka yang mencintai hal ini, namun menjadi pengalaman yang mengesalkan bagi mereka yang tidak mencintainya
Dibawah ini adalah beberapa foto yang saya miliki, enjoy…
Saya minat jg lagi cari mohon seringnya
Saya minat jg lagi cari mohon seringnya