Soichiro Honda

Dilahirkan di Hamamatsu, Shizuoka, Jepang pada 17 November 1906 membuat Soichiro Honda tidak ingin melanjutkan pendidikan formalnya disaat ia berusia 16 Tahun. Menurut Soichiro Honda, sekolah hanya membuang waktunya saja. Melihat tekad yang begitu kuat terhadap dunia otomotif, akhirnya ayah Soichiro Honda membawa Honda menuju tempat temannya yang bernama Kashiwabara, seorang direktur untuk bengkel Art. Sesampainya Honda disana, kira-kira pada bulan Maret 1922 justru Honda tidak dijadikan teknisi oleh Kashibawara, melainkan dijadikan pengasuh bayi anak dari Kashibawara. Honda menerima keadaannya pada waktu itu, namun disela-sela waktu pada saat bengkel sedang tutup, ia masuk kedalam bengkel walaupun hanya melihat-lihat mesin dan menganalisanya. Pada suatu hari, ia menemukan buku mesin di suatu perpustakaan didekat tempat ia bekerja. dengan mengumpulkan gajinya, ia rela untuk menyewa buku tersebut untuk ia baca dan pahami.

Pada saat ia sedang mengepel lantai, ia diminta BOSS-nya untuk membantu dibengkel karena pada waktu itu bengkel sedang ramai dikunjungi mobil yang rusak. Mulai dari sinilah ia dapat memastikan pimpinannya bahwa ia sangat berkompeten di dunia permesinan. Saat itu ia ditugaskan untuk memperbaiki Ford model T. Mobil itu dapat ia selesaikan dengan rapi dan dalam waktu yang sangat cepat pula. Pada umur 18 tahun, ia pergi ke kota Marioka untuk membetulkan mesin mobil. Karena masih muda, sampai-sampai penjemput keheranan.
“Tuan bengkel Art-nya sedang ke toilet ya?” tanya salah satu dari dua orang penjemput, karena sangat tidak percaya yang ia jemput hanyalah anak muda berumur belasan tahun. “Sayalah yang anda maksud, terima kasih sudah menjemput saya” jawab Soichiro santai.
Hihihi.. lucu juga kalau melihat wajah kedua penjemput itu. Ketakjuban para teknisi tidak sampai disitu, saat ia mulai membongkar mobil pun, banyak yang tak percaya ia bisa memasangnya kembali. Tapi ternyata, ia berhasil membetulkan mobil tersebut. Dengan prestasinya tersebut, pada usia 22 tahun ia sudah menjadi kepala bengkel Art, dan dipercaya untuk membuka cabang di kota Hamamatsu. Pada tahun 1928, ia menjadi kepala bengkel cabang Hamamatsu yang pada waktu itu hanya mempekerjakan satu orang pekerja. Namun, dalam kurun waktu tiga tahun. Ia sudah mempekerjakan 50 pekerja. Para pekerjanya itu, ditugaskan untuk memperbaiki kendaraan yang sebelumnya sudah ia beri pengarahannya terlebih dahulu. Honda hanya melihat hasil kerja dari para pekerjanya. Sebagai kepala bengkel, ia dikenal sangat galak dan keras. Tanpa segan, ia dapat memukul kepala pekerjanya dengan obeng atau kunci pas. Dari seluruh karyawannya, terdapat dua golongan, diantaranya yang bertahan dan melarikan diri. Dan biasanya, yang mampu bertahan adalah teknisi yang menjadi teknisi handal. Ia berniat untuk menciptakan pabrik sendiri tanpa memakai mesin terkenal orang lain. Hal pertama yang ia buat adalah ring piston. Namun, ring piston yang ia buat selalu gagal karena patah atau dinding silinder yang tergores. Honda memutuskan untuk bersekolah lagi di sekolah tinggi Hamamatsu, dari situ sudah mengetahui bahwa bahan dasar membuat ring piston adalah tidak hanya besi melainkan juga silikon. Setelah lulus dari sekolah tinggi, ia mendirikan pabrik ring piston yang diberi nama Tokai Seikki. Bengkel yang ia dirikan, akhirnya berproduksi secara resmi dengan bantuan investor dari Toyota. Dimasa PD2, usaha Honda hancur berantakan. Pada saat itu, ia hanya ingin bermain guling di kamarnya. Saat pabriknya berhenti, ada seorang temannya yang menawarkan mesin pemancar gelombang radio bekas perang, yang total seluruhnya ada 500buah. Dari situ ia mengembangkannya menjadi sebuah motor. Dan pada waktu itu, motor yang ia buat laku keras. sampai pada suatu hari ada seorang marketer yang ingin bergabung dengan Honda. Setelah bergabung dan menawarkan produk Honda ke masyarakat. Marketer itu mendapat keluhan dari motor buatan Honda yang memiliki suara yang sangat berisik, karena pada waktu itu Honda membuat motor 2tak. Marketer itu memaksa Honda untuk membuat motor 4tak yang lebih halus dan lembut suara mesinnya. Setelah dibuat, akhirnya motor buatannya itu laku sedemikian kerasnya hingga sekarang….

Advertisement

5 thoughts on “Soichiro Honda

  1. 1-d says:

    Contohlah bapak Honda ini, dia tidak suka mendewa-dewakan merk lain tetapi mempelajarinya dan membuat kreasi sendiri yang lebih baik. Kalau warga kita bisa meniru semangatnya, pastilah kita bisa memiliki industri otomotif(juga yang lain) sendiri.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s